Senyumlah kawan, jangan bikin semua beban masalah di dunia ini menjadi milikmu sendiri, senyumlah
Beberapa pekan yang lalu ketika saya masih berada di
Yogyakarta, tepatnya malam Kamis dan tanggalnya saya tidak tahu, saya pergi
mengikuti Kajian Filsafat di Masjid Jenderal Sudirman, Demangan. Tema Kajian
yang diangkat pada malam itu adalah Wisdom
– Kebijaksanaan. Sedari awal hingga pada akhir kajian semuanya menjelaskan
tentang kebijaksanaan, ya memang karena temanya tentang kebijaksanaan. Hingga
pada akhirnya saya pun tertarik untuk berbagi cerita kepada teman-teman semua
tentang salah satu nilai kebijaksanaan yang dibagi pada kajian. Yaitu tentang
permasalahan.
Setiap hari, sepertinya kita tidak bisa dilepaskan
oleh permasalahan, masalah akan selalu hadir di setiap detik kehidupan.
Bagaikan sebuah keniscayaan, masalah mungkin memang dicipatakan Tuhan untuk
kehidupan, tinggal bagaimana kita yang hidup sebagai manusia menyikapi berbagai
permasalahan tersebut. Tidak bisa saya pungkiri memang, sebagai pribadi saya
acapkali terbebani oleh permasalahan. “Permasalahan sangat menakutkan”,
begitulah gumamku dalam pikiran.
Sebagai seorang mahasiswa waktu itu, masalah muncul,
datang dan timbul silih berganti menghampiriku. Tugas kuliah, amanah menjadi
Kepala Madrasah, tanggungjawab di organisasi mahasiswa daerah, asrama dan
sebagainya, begitu menumpuk membebani pikiranku. Ditambah lagi, berbagai
permasalahan pribadi yang kerap timbul dengan teman-teman organisasi, membuat
beban yang menumpuk tidak hanya membebani pikiranku, namun merusak juga hatiku.
Saya sering berkesimpulan bahwa masalah yang selalu hadir itu, selalu juga
membebani, namun dilain sisi dari hati ini, ingin rasanya menyelesaikan atau
melibatkan diri terhadap semua masalah yang hadir menghampiri. Mungkin saya
terlalu baik waktu itu.
Ya, saya selalu berusaha menyelesaikan semua
permasalahan disekitarku. Permasalahan sendiri, organisasi bahkan masalah orang
lain juga saya usahakan untuk menyelesaikannya, hingga pada akhirnya senyum di
wajah pun hilang oleh sebab hal (baca: masalah) itu membebani pikiran dan
perasaanku. Goblok memang, tapi ya itulah yang terjadi pada saya ketika menjadi
mahasiswa dulu. (Sekarang saya sarjana ya, hahahaha) – out of context.
Pada kajian waktu itu saya belajar satu hal yang
sangat penting terkait bagaimana seharusnya kita menyikapi permasalahan. Harus
kuakui memang masalah kadang-kadang suka membebani, menakutkan dan bahkan
membaut kita menjadi malas menghadapi. Kita tidak boleh lari, karena masalah
merupakan keniscayaan yang ‘mungkin’ memang diciptakan oleh Tuhan. Jadi, poin
sebenarnya yang saya ambil dari cerita panjang diatas adalah tentang bagaimana seharusnya kita menyikapi. Karena
masalah bukan menjadi milikmu sendiri.
–
Smile, you don’t own all the problems in the world –
Senyumlah kawan, jangan bikin semua beban masalah di dunia ini menjadi milikmu sendiri, senyumlah
Senyumlah kawan, jangan bikin semua beban masalah di dunia ini menjadi milikmu sendiri, senyumlah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar