.

.

Selasa, 26 Desember 2017

– Smile, you don’t own all the problems in the world –


Senyumlah kawan, jangan bikin semua beban masalah di dunia ini menjadi milikmu sendiri, senyumlah

Beberapa pekan yang lalu ketika saya masih berada di Yogyakarta, tepatnya malam Kamis dan tanggalnya saya tidak tahu, saya pergi mengikuti Kajian Filsafat di Masjid Jenderal Sudirman, Demangan. Tema Kajian yang diangkat pada malam itu adalah Wisdom – Kebijaksanaan. Sedari awal hingga pada akhir kajian semuanya menjelaskan tentang kebijaksanaan, ya memang karena temanya tentang kebijaksanaan. Hingga pada akhirnya saya pun tertarik untuk berbagi cerita kepada teman-teman semua tentang salah satu nilai kebijaksanaan yang dibagi pada kajian. Yaitu tentang permasalahan.

Setiap hari, sepertinya kita tidak bisa dilepaskan oleh permasalahan, masalah akan selalu hadir di setiap detik kehidupan. Bagaikan sebuah keniscayaan, masalah mungkin memang dicipatakan Tuhan untuk kehidupan, tinggal bagaimana kita yang hidup sebagai manusia menyikapi berbagai permasalahan tersebut. Tidak bisa saya pungkiri memang, sebagai pribadi saya acapkali terbebani oleh permasalahan. “Permasalahan sangat menakutkan”, begitulah gumamku dalam pikiran.

Sebagai seorang mahasiswa waktu itu, masalah muncul, datang dan timbul silih berganti menghampiriku. Tugas kuliah, amanah menjadi Kepala Madrasah, tanggungjawab di organisasi mahasiswa daerah, asrama dan sebagainya, begitu menumpuk membebani pikiranku. Ditambah lagi, berbagai permasalahan pribadi yang kerap timbul dengan teman-teman organisasi, membuat beban yang menumpuk tidak hanya membebani pikiranku, namun merusak juga hatiku. Saya sering berkesimpulan bahwa masalah yang selalu hadir itu, selalu juga membebani, namun dilain sisi dari hati ini, ingin rasanya menyelesaikan atau melibatkan diri terhadap semua masalah yang hadir menghampiri. Mungkin saya terlalu baik waktu itu.

Ya, saya selalu berusaha menyelesaikan semua permasalahan disekitarku. Permasalahan sendiri, organisasi bahkan masalah orang lain juga saya usahakan untuk menyelesaikannya, hingga pada akhirnya senyum di wajah pun hilang oleh sebab hal (baca: masalah) itu membebani pikiran dan perasaanku. Goblok memang, tapi ya itulah yang terjadi pada saya ketika menjadi mahasiswa dulu. (Sekarang saya sarjana ya, hahahaha) – out of context.

Pada kajian waktu itu saya belajar satu hal yang sangat penting terkait bagaimana seharusnya kita menyikapi permasalahan. Harus kuakui memang masalah kadang-kadang suka membebani, menakutkan dan bahkan membaut kita menjadi malas menghadapi. Kita tidak boleh lari, karena masalah merupakan keniscayaan yang ‘mungkin’ memang diciptakan oleh Tuhan. Jadi, poin sebenarnya yang saya ambil dari cerita panjang diatas adalah tentang bagaimana seharusnya kita menyikapi. Karena masalah bukan menjadi milikmu sendiri.

  –  Smile, you don’t own all the problems in the world
Senyumlah kawan, jangan bikin semua beban masalah di dunia ini menjadi milikmu sendiri, senyumlah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar