.

.

Jumat, 07 Juli 2017

Tentang Kehilangan

Tentang Kehilangan

Salah seorang kawan pernah berujar di dalam hatinya mengenai kehilangan bahwa, “Kawan, sejak bumi ini dicipta dan manusia hadir untuk hidup di dalamnya. Kira-kira, sudah berapa banyak ya orang-orang yang mencinta mengalami kehilangan terhadap orang yang dicinta?”. Pernahkah kita berpikir bahwasanya, sudah berapa banyak dari manusia, sahabat kita, saudara-saudara kita, bahkan diri kita yang telah mengalami kehilangan dalam hidupnya? Entah itu kehilangan orang tua, saudara dan orang-orang yang dicinta, sudah berapa banyak kalian menghadapinya? Menghadapi kehilangan yang mungkin bagi setiap orang adalah peristiwa atau momen yang paling menyakitkan dalam hidup mereka, yang bisa saja tidak bisa diterima, yang jelas begitu terlihat dihadapan kita tatkala jerit tangis derai air mata hadir ditengah-tengah kehilangan yang ada.

Jeritan dan tangisan bisa jadi merupakan satu-satunya respon yang mampu memperlihatkan respon manusia tatkala menghadapi momen-momen kehilangannya. Sakit hati, tidak terima, dan benci merupakan manifestasi yang mungkin mutlak dimiliki oleh orang yang kehilangan tatkala jeritan dan tangisan berhasil memecah ruangan disaat momen-momen kehilangan. Namun, apakah harus selalu seperti itu kita merespon kehilangan? Apakah harus selalu dengan jeritan dan tangisan kita merespon kehilangan disaat kita mengetahui dan memang mengetahui bahwa kehilangan merupakan sebuah keniscayaan yang mutlak dalam kehidupan. Jadi, jangan takut kehilangan karena kita pasti kehilangan !

Quraish Shihab pernah berkata bahwa,“Pada hakikatnya, jangan takut kehilangan karena kita pasti kehilangan, kalau bukan orang yang kita kasihi pergi, kita yang mati. Tinggalkanlah pesan-pesan dan kenangan-kenangan indah kepada kekasih kita. Yang pergi bukan hilang, ia menanti kita dan kita,,, insya Allah akan bertemu dengan mereka.” Sekali lagi, poin utama yang harus kita perhatikan tatkala memahami kehilangan adalah respon terbaik yang bisa kita berikan kepada orang-orang yang kita sayang seperti membuat kenangan-kenangan indah ketika kehilangan belum tiba datang untuk menghampiri kita. 

Akan tetapi, menghadirkan pesan-pesan dan kenangan-kenangan yang kuat bisa menjadi pemicu kesedihan apabila kita salah menyikapi kehilangan. Oleh sebab itu, meyakini bahwa yang pergi bukan hilang melainkan ia menanti kita untuk berjumpa di alam yang berbeda, bisa jadi merupakan salah satu sikap yang bisa menjadi kekuatan bagi kita tatkala kehilangan tiba datang menghampiri kita.

Pada akhirnya, kita jangan takut kehilangan karena kita pasti kehilangan, kalau bukan orang yang kita kasihi pergi, maka kita yang mati. Akan tetapi, pertanyaannya adalah apakah aku sanggup kehilangan?


Sumber: Mata Najwa – Cerita Dua Sahabat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar