Tentang Kehilangan
Salah seorang kawan pernah berujar di dalam hatinya
mengenai kehilangan bahwa, “Kawan, sejak bumi ini dicipta dan manusia hadir
untuk hidup di dalamnya. Kira-kira, sudah berapa banyak ya orang-orang yang
mencinta mengalami kehilangan terhadap orang yang dicinta?”. Pernahkah kita
berpikir bahwasanya, sudah berapa banyak dari manusia, sahabat kita,
saudara-saudara kita, bahkan diri kita yang telah mengalami kehilangan dalam
hidupnya? Entah itu kehilangan orang tua, saudara dan orang-orang yang dicinta,
sudah berapa banyak kalian menghadapinya? Menghadapi kehilangan yang mungkin
bagi setiap orang adalah peristiwa atau momen yang paling menyakitkan dalam
hidup mereka, yang bisa saja tidak bisa diterima, yang jelas begitu terlihat
dihadapan kita tatkala jerit tangis derai air mata hadir ditengah-tengah
kehilangan yang ada.
Jeritan dan tangisan bisa jadi merupakan satu-satunya
respon yang mampu memperlihatkan respon manusia tatkala menghadapi momen-momen
kehilangannya. Sakit hati, tidak terima, dan benci merupakan manifestasi yang
mungkin mutlak dimiliki oleh orang yang kehilangan tatkala jeritan dan tangisan
berhasil memecah ruangan disaat momen-momen kehilangan. Namun, apakah harus
selalu seperti itu kita merespon kehilangan? Apakah harus selalu dengan jeritan
dan tangisan kita merespon kehilangan disaat kita mengetahui dan memang
mengetahui bahwa kehilangan merupakan sebuah keniscayaan yang mutlak dalam
kehidupan. Jadi, jangan takut kehilangan karena kita pasti kehilangan !
Quraish Shihab pernah berkata bahwa,“Pada hakikatnya,
jangan takut kehilangan karena kita pasti kehilangan, kalau bukan orang yang
kita kasihi pergi, kita yang mati. Tinggalkanlah pesan-pesan dan
kenangan-kenangan indah kepada kekasih kita. Yang pergi bukan hilang, ia
menanti kita dan kita,,, insya Allah akan bertemu dengan mereka.” Sekali lagi,
poin utama yang harus kita perhatikan tatkala memahami kehilangan adalah respon
terbaik yang bisa kita berikan kepada orang-orang yang kita sayang seperti
membuat kenangan-kenangan indah ketika kehilangan belum tiba datang untuk
menghampiri kita.
Akan tetapi, menghadirkan pesan-pesan dan kenangan-kenangan
yang kuat bisa menjadi pemicu kesedihan apabila kita salah menyikapi
kehilangan. Oleh sebab itu, meyakini bahwa yang pergi bukan hilang melainkan ia
menanti kita untuk berjumpa di alam yang berbeda, bisa jadi merupakan salah
satu sikap yang bisa menjadi kekuatan bagi kita tatkala kehilangan tiba datang
menghampiri kita.
Pada akhirnya, kita jangan takut kehilangan karena kita
pasti kehilangan, kalau bukan orang yang kita kasihi pergi, maka kita yang
mati. Akan tetapi, pertanyaannya adalah apakah aku sanggup kehilangan?
Sumber: Mata Najwa – Cerita Dua Sahabat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar