.

.

Minggu, 06 November 2016

Antara Menjadi Satria Jawa dan Dilema Cinta yang Dihadapi dalam Bumi Manuusia

Hey, hari ini pada akhirnya aku telah berhasil menyelesaikan bacaan ku yang sangat telat berjudul "Bumi Manusia", salah satu karya fenomenal dari tangan dingin seorang Pramoedya Ananta Toer, sang legenda, hehehehe. Melalui buku ini, aku sebenarnya ingin berbagi salah satu dari beberapa momen di dalamnya yang sudah semestinya bisa dijadikan sebagai pegangan atau bahkan way of life kita sebagai pemuda sejati berbudi pekerti bangsa Indonesia ini, apalagi kita yang sedang menyelami dunia keterpelajaran sebagai mahasiswa di universitas-universitas yang ada di seluruh dunia. Momen tersebut adalah sebuah momen tatkala Minke (karakter utama) hendak melangsungkan pernikahan dengan Annelies Mellemma, seorang dara cantik yang menjadi pujaan hatinya dan pujaan hati teman-temannya. Hahahaha.


sumber: griyabuku.co.id

Ya, seperti yang sudah-sudah, sebelum melangsungkan sebuah prosesi nikah antara seorang pria dan wanita Jawa, ayah dan ibunda dari kedua mempelai pastilah memberikan wejangan-wejangan bagi pasangan yang hendak melangsungkan pernikahan, begitupun dengan Minke. Sedikit gambaran pada cerita, Ibunda sedang mencoba untuk memperindah perawakan Minke yang akan menikah dan kemudian keluar juga lah nasehat "satu kali seumur hidup" ibunda yang memang sudah ditebak oleh Minke dalam pikirnya. "Nak, sebentar lagi kau akan menikah dan akan menjadi seorang Satria Jawa" kata ibunda. Singkat cerita ibunda, seorang Satria Jawa inilah yang mesti kita dalami bersama-sama, terutama engkau para pria muda yang mengaku mencintai dia -- wanita.

Kata ibunda ada 5 hal yang mesti dimiliki oleh seorang pria untuk bisa sempurna menjadi seorang "Satria Jawa", yaitu wisma, wanita, turangga, kukila dan curiga.

Wisma atau rumah adalah sebuah fondasi tempat pria pergi melangkah dan kembali berbagi kisah dari dunia luar sana. Tanpa rumah, orang tak mungkin satria, melainkan hanya gelandangan dia. Rumah bukan sekedar alamat, dia tempat kepercayaan sesama, pada ia yang meninggalinya.

Wanita, wanita adalah lambang kehidupan dan penghidupan, kesuburan, kemakmuran, kesejahteraan. Dia bukanlah sekedar istri untuk suami, karena wanita adalah sumbu pada semua, dimana kehidupan dan penghidupan berasal. Roda perputaran dunia ada padanya, berdasarkan ia pula keturunan atau anak-anak mu kelak kau harus persiapkan.

Sumber: downloadalbumbandaneira.blogspot.com

Turangga, atau kuda diartikan sebagai sebuah alat yang dapat membawa kita kemana-mana; ilmu, pengetahuan, kemampuan, keterampilan kebiasaan, keahlian dan akhirnya - kemajuan. Tanpa turangga tak akan jauh penglihatan kita, tak akan jauh langkah kita.

Kukila, atau burung yang disebut ibudna sebagai lambang keindahan, kelangenan (hobby), segala yanng menyangkut dengan kepuasan pribadi yang tak menyangkut pada hubungan dengan penghidupan. Tanpa ia, orang-orang hanyalah sebongkah batu tanpa semangat.


Curiga, atau keris adalah lambang kewaspadaan, keperwiraan, alat untuk mempertahankan yang empat sebelumnya. Tanpa curiga, keempat-empatnya akan bubar binasa bila mendapat gangguan.



Nah pesan dari ibunda, jangan pungkiri yang lima itu. Setiap daripadanya adalah tanda-tandamu sendiri, kau harus dengarkan leluhurmu. Kalau yang lain-lain tak dapat kau patuhi, yang lima itu saja kau genapi lah dengan baik. - ibunda

Salam bahagia, salam keluarga yang sederhana !

1 komentar:

  1. A great lil' review dude. I suggest u to continue ur readin' to the Anak Semua Bangsa. Find how the living of Minke and Ann then.

    BalasHapus