Fenomena yang menurutku mengagumkan baru saja terjadi malam tadi. Fenomena yang penuh dengan romansa kerinduan terdalam dari sepasang insan yang pernah memadu kisah-kasih cinta yang indah waktu dahulu, di usia yang indah serta di kota yang indah pula, Yogyakarta. Sekarang mereka telah di pisahkan oleh milliaran perbedaan, perbedaan yang membuat mereka tidak bisa bersatu, berpadu atau setidaknya bersama kembali seperti di saat-saat momen yang penuh akan nuansa romantisme ala Romeo-Juliet kemarin itu.
Mereka sekarang dipisahkan oleh pahitnya sesak sang jarak dan runtuhnya ruang megah sang waktu. Insan pria, sebut saja dia si Aprilio sekarang tinggal di kota pelabuhan yang terletak di utara Indonesia, Tarakan. Sementara insan wanita, sebut saja dia si Okta sekarang masih semangat berjibaku dengan skripsinya di kota Yogyakarta yang istimewa auranya.
Nah, ceritanya malam tadi itu si Aprilio mengirimi sebuah pesan singkat berantai kepada si Okta.
"Okta, coba kamu ke toko Almond yang ada di jalan Parangtritis itu, aku ada nitipin paket disitu, tolong diambilkan ya?!" sambar si Aprilio.
"Aww, jauhnya bah malas juga aku jalan kesitu. Paket apa je' juga yang kau titip ini?" Tanya si Okta.
"Aww, sudahlah ndak usah banyak tanya tinggal kau ambil aja sih paket itu, toh itu juga buatmu kok." Jawab si Aprilio ketus.
"aww kok buatku (senyum malu), isi paketnya ndak macam-macam kan? Yasudahlah kalau gitu, nanti aku ambil." Balas si Okta.
"Ya Allah, sekaraaaang bah Kta!" kagetnya si Aprilio.
"Hmmm... yaahhhh" Balas si Okta.
"Hmmm... yaahhhh" Balas si Okta.
Beberapa saat kemudian si Okta mengajakku tuk ikut pergi mengambil paket yang dikirimi oleh si Aprilio lewat pesan singkat tadi. Awalnya aku sangat keras menolak ajakan tersebut, namun apa daya rintihan minta tolong seorang perempuan membuat ku sawan mengiyakan rintihan permintaan ajakan menemani dari dirinya. Hamma, setelah kami sampai ke tempat paket itu betapa kagetnya si Okta dibuatnya yang ternyata tempat paketnya itu adalah toko Kue Tart. "Surprise kue lagiii inii, yesss makan lagi kita inii. tunggu kami pulang teman-teman... hahahaha" Pikirku.
Selesai itu kami pun langsung pergi pulang balik ke asrama membawa sepaket wade (dibaca: kue) pemberian seorang pria sejati bernama si Aprilio. Hahahaha, seperti yang sudah aku duga sebelumnya teman-teman pun sudah menunggu siap untuk menyantap lahap sepaket kue tart yang tiba disaat yang tepat, hahahaha. Tapi eiiittsss tunggu dulu, pas waktu si Okta membuka box kue tart tersebut, secara tidak sadar si Okta menemukan secarik kertas yang terselip di samping kue kiriman si Aprilio itu yang seketika itu juga langsung dibaca dalam hati oleh si Okta dan kemudian.... Brakkk duaaarrrr !)#!@$%(!@#R!)R!)@T%!)$!)#!_@RIF_@_#!@#!$*_@$!_@R!_%(
Sumber: Artikelmuslimah.com

Hiks, huh, si Okta pun menangis tersedu-sedu setelah membaca secarik kertas yang diberikan oleh si Aprilio itu. Saat itu juga, ruang tamu itu pun hening tak bernyawa meratapi dan mendengar tangisan penuh kesedihan dari si Okta yang malang. Penasaran aku dibuatnya, kuambil kertas itu dan kemudian kubaca.
"Okta, tetaplah menjadi seperti Yogyakarta yang selalu istimewa, maka aku juga akan tetap menjadi seperti Malioboro yang tidak akan pernah tidur untuk selalu menjagamu dalam doa".
"Kereeeennnnn, aakkhhh!" gumamku.
Bingung aku dibuatnya, entah hidayah apa yang didapat oleh si Aprilio yang kemudian tiba-tiba membuat dia berinisiatif mengirimkan sepaket kue tart spesial untuk Okta sang mantan tercinta, dan juga entah perasaan apa yang hinggap di hati si Okta yang juga kemudian tiba-tiba bisa membuat dia menangis sejadi-jadinya ketika mendapat paket kue dan kertas syairnya dari seorang mantan yang telah lama pergi meninggalkannya.
"Apa yang mereka rasakan sekarang, hmm aku tidak mengerti?" begitu pikirku. Entah rasa apa yang mereka rasakan pada malam tadi, aku tidak akan pernah tahu setidaknya untuk saat ini. Karena hingga saat ini aku pun tidak pernah merasakan keindahan romansa percintaan khas anak muda zaman sekarang seperti yang dirasakan oleh mereka berdua, sepasang insan yang malang.
Sejujurnya, batin ini sudah tidak sanggup untuk menahan desiran pikiran untuk segera memiliki seorang wanita idaman yang bakal menjadi pujaan untuk batin ini.
Sebenarnya, raga ini sudah sangat berharap agar nurani ini bisa merelakan pintu hatinya terbuka agar sang wanita idaman yang bakal menjadi pujaan bisa memasukinya.
dan seandainya, kekuatan jiwa ini mampu untuk mengatakan rasa cinta terhadap dirinya maka kata sejujurnya dan sebenarnya itu tidak harus ada didalam batin dan raga diriku ini... ya kan Nurani!
Kekuatan untuk mencintai adalah anugerah terbesar yang diberikan Tuhan kepada manusia.
Sebab kekuatan itu tidak akan pernah direnggut dari manusia penuh berkat yang mencintta - Khalil Gibran
Kekuatan untuk mencintai adalah anugerah terbesar yang diberikan Tuhan kepada manusia.
Sebab kekuatan itu tidak akan pernah direnggut dari manusia penuh berkat yang mencintta - Khalil Gibran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar