.

.

Minggu, 28 Desember 2014

Sakitnya Moral, Rusaknya Etika Bangsa oleh Kasus Pemerkosa

Sakitnya Moral, Rusaknya Etika Bangsa oleh Kasus Pemerkosa

Baru kemarin sore kita dikejutkan dengan adanya berita pencabulan yang terjadi di salah satu sekolah ter-elit di Nusantara, Jakarta International Schools. Seolah tidak ada henti-hentinya, kasus pemerkosaan seolah-olah menjadi asupan sehari-hari bagi para penikmat berita nusantara. Jika kita flashback sedikit, ada kasus Baekuni alias Babe yang tega mencabuli lebih dari belasan anak-anak jalanan yang kejinya pun semakin menjadi-jadi ketika diketahui bahwa Babe setelah mencabuli korbannya kemudian memutilasi beberapa diantaranya. Sadis.

Di level anak sekolah pun aktifitas perkosa-memperkosa sudah mulai digandrungi para pelajar negeri ini. Jumat, 12 Desember 2014 kemarin saja berhasil terungkap kasus mencengangkan yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah. Bagaimana tidak, 5 siswa setingkat SMA dengan keji memperkosa 1 adik kelasnya sebanyak 3 kali yang hebatnya 2 diantaranya mereka lakukan selama berada di sekolah. (Sumber: Detiknews) Seperti satu rantai yang tak pernah putus, kasus pemerkosaan di negeri ini kembali terjadi. Baru-baru ini seorang perempuan berinisial SY alias ZZ Warga Negara yang berasal dari Tiongkok diperkosa oleh 2 petugas Aviation Security (Avsec) Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. (Sumber: Detiknews)

Masalah yang berkaitan dengan kasus pemerkosaan seolah-olah telah menjadi sebuah paradigma baru yang sangat mengkhawatirkan bagi masyarakat di negeri ini. Kasus-kasus diatas menunjukkan betapa tingginya intensitas kasus pemerkosaan di negeri ini, bagaikan rentetan bom waktu yang tinggal menunggu hitungan detik untuk meledak, kasus-kasus pemerkosaan juga dirasa bakalan tidak henti-hentinya mengisi kolom-kolom berita di media massa nasional. Sejalan dengan itu, kita bisa melihat betapa riskannya moral anak bangsa negeri ini. Seolah-olah ilmu yang ditanamkan pada kita di pelajaran Budi Pekerti dan Pendidikan Kewarganegaraan sewaktu di Sekolah dahulu tidak ada artinya di mata letupan nafsu birahi sesaat yang sangat menghancurkan itu.

Pemerintah sudah cukup ‘Sakit’ dengan berbagai permasalahan yang ada di negeri ini. Lalu, siapa yang harus ‘melakukan sesuatu’ terhadap masalah pemerkosaan yang merusak moral negeri ini? Haruskah pemerintah yang tertatih dan sendiri lagi yang menyelesaikan permasalahan ini? Jawabannya adalah tidak. Kita sebagai bangsa ini harus mau turun tangan menyelesaikan berbagai permasalahan di negeri ini, termasuk permasalahan pemerkosaan.

Setiap elemen di negeri ini harus  mau memberikan sumbangsihnya untuk berbagai permasalahan, terkhusus kasus pemerkosaan yang sangat menggerogoti moral bangsa ini. Terkait permasalahan pemerkosaan, banyak suara-suara sunyi yang menyuarakan agar para pelaku pemerkosaan itu seharusnya di kebiri, di cambuk, dilempari batu (sumber: HTI) bahkan ada juga yang ingin para pelaku pemerkosaan itu di hukum mati saja. Ada pula yang menyarankan agar pemerintah mewajibkan untuk para kaum hawa agar mau berpakaian yang lebih tertutup supaya tidak mengundang niatan-niatan yang tidak-tidak dari mata-mata lelaki yang penuh nafsu dan gairah. Ada juga solusi yang sedikit nyeleneh terkait kasus di atas, yakni dengan tidak menutup jalan bagi para pelaku prostitusi untuk menjalankan bisnisnya sehingga para lelaki yang dipenuhi nafsu birahi pun bisa menyalurkan desakan nafsunya dengan benar (tidak salah tempat).

Pandangan Islam

bagaimana Islam menyelesaikan kejahatan seperti ini? Maka, bisa dikembalikan kepada tiga pihak: individu, masyarakat dan negara. Dengan diterapkannya sistem Islam, dan dijadikannya Islam sebagai dasar kehidupan, baik dalam bermasyarakat maupun bernegara, maka fakta hingga fantasi seksual sebagaimana yang marak saat ini tidak akan ada lagi. Interaksi di tengah-tengah masyarakat yang melibatkan pria dan wanita juga diatur sedemikian, sehingga berbagai pintu pelecehan, perzinaan hingga perkosaan tersebut akan tertutup rapat. (sumber: HTI)

Kesimpulan

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berbudi luhur dan baik pekertinya. Bangsa yang menjunjung tinggi moral serta etika para anak-anak bangsa. Namun semua itu sedikit luntur ketika maraknya kasus pemerkosaan yang menggerogoti batin dan jiwa negeri ini. Bagaimana tidak, yang dahulunya hanya wanita dewasa saja yang menjadi objek pemerkosaan, tapi sekarang anak-anak yang masih lucu dan imut pun juga tidak luput dari kekejian si pelaku-pelaku pemerkosa itu.


Berharap  pemerintah dan bangsa ini mampu menyelesaikan polemik ini, dan tentunya juga memperbaiki serta mengobati moral dan etika bangsa yang sudah mulai tergerogoti oleh kelakuan dari bangsa ini sendiri. Tentunya, kita pun sebagai elemen masyarakat harus mau bergandengan tangan dengan pemerintah guna menghilangkan permasalahan-permasalahan di negeri ini terkhusus kasus pemerkosaan hingga tidak berbekas sama sekali. Let’s Do It, Let’s Do It, Let’s Do IT I Gotta Feeling! Woohoo…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar