Basahku dalam renungan hujan di sore hari. Aku tidak sendirian, ditemani oleh tanah kering yang juga kuyup terkena rintik-rintik hujan di atas genting... Aku merenung, merenungi segelintir kisah, kejadian, tindakan yang telah aku lalui selama ini. Dulunya sih terasa nikmat, indah, keren dan tidak bikin galau, malah-malah pengen melakukan "Itu" berulang-ulang kali... Sebanyak mungkin!!!
Akan tetapi, sekarang semuanya sudah berubah.. hal-hal yang dahulu terasa indah "Itu", berubah menjadi hambar, tanpa rasa, basi dan bahkan terkesan mencekik indera seperti frame-frame foto bergaya sok candid yang sangking menyebalkannya membuat mata perih melihatnya... KLISE !!!
Meskipun hal-hal tersebut jelas-jelasnya sangat menggangguku, aku terus saja melakukan hal "Itu". Aku sendiri menghiraukan dosa dan malaikan pencabut jiwa yang sedari dulu terus-terusan mengintai jiwa ini.
Sebenarnya aku kasihan sama Dia, Dia tidak berdosa dan memang tidak berhak untuk berdosa. Sebelumnya dia adalah raga yang sangat suci, sangat bersih, murni tak ternodai. Yang sebelum "Itu" hari-harinya diisi dengan kebahagiaan, kesenangan, kegembiraan serta keceriaan anak-anak sebayanya berubah seketika tatkala aku nistakan "Kegadisannya"!!.
Ya, dia adalah gadisku, darah dagingku.. yang telah aku renggut bagian tersuci drinya. Memanglah aku seorang terlaknat, terbiadab di tanah air ini... Tapi apa mau dikata, itu semua karena desakan hawa nafsu, hawa nafsu yang sedang berada di titik nadir tertinggi di waktu aku mulai semua "ITU"...
Aku kasihan terhadapnya,
Termenung aku dibuatnya, hingga basahku dalam renungan hujan di sore hari... Dan juga, sempat terbesit didalam benakku kalau saja jutaan rintik-rintik hujan yang jatuh di atas genting itu adalah jutaan air mata gadisku yang telah membasahi pipi mungilnya........
"Sini anakku" tatkala kupanggil dirinya yang seketika kudekap tubuhnya.
"Maafkan aku, Gadisku... Kekasihku!!!"
Desember 2014
Picture By Kartika Affandi
BalasHapus