.

.

Senin, 03 Juli 2017

Paradigma: Anak-Anak dan Hedonisme

Hedonisme Musiman – Tunjangan Hari Raya yang Cepat Habisnya bagi Anak-Anak di Penajam Paser Utara
Selamat hari raya Idul Fitri 1438 Hijriah kepada seluruh sahabat masyarakat yang merayakan di Indonesia terkhusus para warga masyarakat Provinsi Kalimantan Timur, sekali lagi selamat hari kemenangan yang membahagiakan bagi kita yang “mungkin” berubah menjadi manusia hedon yang memuja sisi konsumtif kita, tatkala mendapatkan Tunjangan Hari Raya atau THR dari sanak keluarga terkhusus lagi para sahabat masyarakat di Kabupaten Penajam Paser Utara. Terdapat banyak sekali harta, (dibaca: uang THR) yang kemudian berhasil dikumpulkan oleh sahabat masyarakat tercinta baik kalangan anak-anak, remaja, muda dan mudi hingga orang dewasa, yang mungkin saja dapat membuat kita semua menjadi “kaya” seketika, temporary (nanti akan saya jelaskan kenapa sementara) tapinya hehehe. Akan tetapi, harta yang membuat kita semua menjadi kaya seketika tersebut, juga dapat terhabiskan seketika juga oleh salah satu fenomena yang saya sebut sebagai “Balikpapan Invaders Phenomenon” – Fenomena Penyerbu Balikpapan.

Balikpapan Invaders Phenomenon adalah sebuah fenomena musiman yang niscaya akan terjadi tatkala hari raya idul fitri tiba. Fenomena ini terjadi lantaran dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya adalah libur panjang yang telah tiba, memaksimalkan momentum bersama keluarga, sekedar bersantai ria dan tentu  saja menghabiskan harta THR kita seketika hahaha. Ada sebuah Hal yang menarik disini tatkala perilaku hedonisme yang muncul dikalangan anak-anak, mengapa saya katakan demikian? Karena, anak-anak yang telah berhasil dan bersusah payah mengumpulkan uang THR secara tidak sadar dan membabi buta (mungkin :D), rela menghabiskan uang THR yang mereka kumpulkan dengan susah payah hanya untuk sekedar memuaskan nafsu mereka semata.

Misalnya, bermain bermacam permainan di Timezone, menghamburkan uang hanya untuk membeli tembakan mainan yang cepat rusak, hingga bershopping ria hanya untuk memuaskan hasrat belanja saja di Mall-mall yang ada di Balikpapan, parahnya lagi fenomena ini terus terjadi berulang-kali setiap musim lebaran tiba yang mungkin saja sudah membudaya dikalangan anak-anak Penajam Paser Utara (PPU) ini. Ironis memang, ketika anak-anak yang masih lucu-lucu tersebut sudah ‘secara tidak sengaja’ terdoktrin untuk menjadi pribadi yang konsumtif sedari kecil ini. Tentu saja, budaya konsumtif ini akan memberikan dampak yang negatif bagi manusia Penajam Paser Utara di kemudian hari.

Gerakan Penajam Menabung

Nah, dalam menghadapi Balikpapan Invaders Phenomenon serta budaya konsumtif yang tinggi dikalangan anak-anak PPU ini, maka harus ada sebuah wacana anti-tesis guna mengubah budaya konsumtif ini menjadi hal yang dapat mendatangkan benefit atau bahkan mengubah perilaku anak-anak agar menjadi lebih baik dengan menyadari betapa jahatnya perilaku menghambur-hamburkan uang tersebut. Oleh sebab itu, saya mengajukan sebuah wacana Social Movement “Gerakan Penajam Menabung” untuk kita galakkan Bersama-sama dalam rangka mengikis perilaku-perilaku hedonis serta mengubah pola pandang anak-anak terhadap uang agar lebih mau dan berniat menjaga serta menggunakan uangnya untuk kebutuhan-kebutuhan primer dalam hal ini sekolah dan sebagainya. Dengan harapan,  gerakan ini mampu kita sosialisasikan ke sekolah-sekolah se-tingkat TK, TPA, SD hingga SMP.


Harapan pada akhirnya, dunia Peranakan dan peremajaan di PPU mulai mengalami perubahan yang signifikan, dimana tidak lagi hanya mementingkan sebuah eksistensi kekerenan semata, melainkan lebih mempertimbangkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan dalam rangka mewujudkan kebahagiaan hakiki untuk mereka di masa depan. Seperti lembayung yang merindukan senja tatkala waktu telah menunjukkan pukul lima. Hai, selamat hari raya Lembayung Senja !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar