Hedonisme
Musiman – Tunjangan Hari Raya yang Cepat Habisnya bagi Anak-Anak di Penajam
Paser Utara
Selamat hari raya Idul Fitri 1438 Hijriah kepada
seluruh sahabat masyarakat yang merayakan di Indonesia terkhusus para warga
masyarakat Provinsi Kalimantan Timur, sekali lagi selamat hari kemenangan yang
membahagiakan bagi kita yang “mungkin” berubah menjadi manusia hedon yang
memuja sisi konsumtif kita, tatkala mendapatkan Tunjangan Hari Raya atau THR
dari sanak keluarga terkhusus lagi para sahabat masyarakat di Kabupaten Penajam
Paser Utara. Terdapat banyak sekali harta, (dibaca: uang THR) yang kemudian
berhasil dikumpulkan oleh sahabat masyarakat tercinta baik kalangan anak-anak,
remaja, muda dan mudi hingga orang dewasa, yang mungkin saja dapat membuat kita
semua menjadi “kaya” seketika, temporary
(nanti akan saya jelaskan kenapa sementara) tapinya hehehe. Akan tetapi, harta yang membuat kita semua menjadi
kaya seketika tersebut, juga dapat terhabiskan seketika juga oleh salah satu
fenomena yang saya sebut sebagai “Balikpapan
Invaders Phenomenon” – Fenomena Penyerbu Balikpapan.
Balikpapan Invaders Phenomenon adalah sebuah
fenomena musiman yang niscaya akan terjadi tatkala hari raya idul fitri tiba.
Fenomena ini terjadi lantaran dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
diantaranya adalah libur panjang yang telah tiba, memaksimalkan momentum
bersama keluarga, sekedar bersantai ria dan tentu saja menghabiskan harta THR kita seketika
hahaha. Ada sebuah Hal yang menarik disini tatkala perilaku hedonisme yang
muncul dikalangan anak-anak, mengapa saya katakan demikian? Karena, anak-anak
yang telah berhasil dan bersusah payah mengumpulkan uang THR secara tidak sadar
dan membabi buta (mungkin :D), rela menghabiskan uang THR yang mereka kumpulkan
dengan susah payah hanya untuk sekedar memuaskan nafsu mereka semata.
Misalnya, bermain bermacam permainan di Timezone, menghamburkan uang hanya untuk
membeli tembakan mainan yang cepat rusak, hingga bershopping ria hanya untuk memuaskan
hasrat belanja saja di Mall-mall yang ada di Balikpapan, parahnya lagi fenomena
ini terus terjadi berulang-kali setiap musim lebaran tiba yang mungkin saja
sudah membudaya dikalangan anak-anak Penajam Paser Utara (PPU) ini. Ironis
memang, ketika anak-anak yang masih lucu-lucu tersebut sudah ‘secara tidak
sengaja’ terdoktrin untuk menjadi pribadi yang konsumtif sedari kecil ini. Tentu
saja, budaya konsumtif ini akan memberikan dampak yang negatif bagi manusia
Penajam Paser Utara di kemudian hari.
Gerakan Penajam
Menabung
Nah, dalam menghadapi Balikpapan Invaders Phenomenon serta budaya konsumtif yang tinggi
dikalangan anak-anak PPU ini, maka harus ada sebuah wacana anti-tesis guna
mengubah budaya konsumtif ini menjadi hal yang dapat mendatangkan benefit atau
bahkan mengubah perilaku anak-anak agar menjadi lebih baik dengan menyadari
betapa jahatnya perilaku menghambur-hamburkan uang tersebut. Oleh sebab itu,
saya mengajukan sebuah wacana Social
Movement “Gerakan Penajam Menabung” untuk kita galakkan Bersama-sama dalam
rangka mengikis perilaku-perilaku hedonis serta mengubah pola pandang anak-anak
terhadap uang agar lebih mau dan berniat menjaga serta menggunakan uangnya
untuk kebutuhan-kebutuhan primer dalam hal ini sekolah dan sebagainya. Dengan
harapan, gerakan ini mampu kita
sosialisasikan ke sekolah-sekolah se-tingkat TK, TPA, SD hingga SMP.
Harapan pada akhirnya, dunia Peranakan dan
peremajaan di PPU mulai mengalami perubahan yang signifikan, dimana tidak lagi
hanya mementingkan sebuah eksistensi kekerenan semata, melainkan lebih
mempertimbangkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan dalam rangka mewujudkan
kebahagiaan hakiki untuk mereka di masa depan. Seperti lembayung yang
merindukan senja tatkala waktu telah menunjukkan pukul lima. Hai, selamat hari
raya Lembayung Senja !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar