.

.

Rabu, 25 Mei 2016

Pendapat Mayoritas dalam Kelompok: Victims of Groupthink



 Pendapat Mayoritas dalam Kelompok: Victims of Groupthink

Bapak, paman sekaligus guru kita tercinta, Mohtar Mas’oed mengutip Penjelasan dari Irving Janis mengenai Victims of Groupthink didalam bukunya yang kemudian menjadi salah satu rujukan utama bagi para pemikir-pemikir muda dan dewasa Hubungan Internasional di Indonesia yang berjudul “Studi Hubungan Internasional: Tingkat Analisis dan Teorisasi”  menyebutkan bahwa kelompok-kelompok kecil (pemilik modal, think tank dan lainnya) didalam suatu negara memiliki peranan yang cukup signifikan terhadap proses pembuatan kebijakan luar negeri di suatu negara. Nah, kali ini saya akan berbagi gagasan mengenai VICTIMS OF GROUPTHINK dari Irving Janis. Let’s Share it.

http://www.personal.psu.edu/bfr3/blogs/asp/oy3n0w.jpeg 
Sumber: google.com/groupthink

Secara sederhana Groupthink adalah fenomena yang terdapat dalam kelompok kecil yang kohesif, yaitu dimana para anggota-anggotanya menyesuaikan diri (pendapat dan gagasannya) dengan pendapat “mayoritas” kelompok. Hal inilah yang menjadi landasan awal berpikir kita guna menyelami dalamnya lautan gagasan Irving Janis yang luar biasa.
Sebelum itu, unsur penting dalam proses pembuatan keputusan atau decision making process didalam kelompok kecil adalah adanya keterpaduan kelompok yang solid dan adanya semangat tim – kerjasama demi kepentingan bersama – . Pada akhirnya, kebebasan masing-masing anggota untuk berpendapat dipengaruhi oleh derajat atau setara tingkat Keterpaduan Kelompok tersebut.

Alhasil, penyesuaian diri dengan pendapat mayoritas dalam kelompok karena keyakinan semu yang disebut oleh bang Irving sebagai Illusion of Vulnerability, yaitu keyakinan bahwa (pendapat) kelompok itu lebih baik, lebih hebat, lebih banyak tahu dan lebih-lebih lainnya, menjadi salah satu penyebab mati-nya pemikiran-pemikiran individu yang tak tersampaikan karena pendapat kelompok mayoritas yang mengekang. Hal ini seringkali terjadi ketika kita berjumpa diberbagai perjumpaan yang kita jumpai, pertemuan organisasi, rapat koordinasi, dan perjumpaan-perjumpaan-si lainnya yang memang tidak bisa kita pungkiri hanya segelintir orang dari sekian banyak saja yang menyampaikan (dibaca: mendominasi dan menguasai) gagasan ataupun ide dari mereka yang secara pasti, pasti akan menjadi keputusan bersama didalam perjumpaan atau kelompok tersebut. Selain itu, kehadiran seorang pemimpin juga menjadi salah satu penyebab munculnya fenomena Victims of Groupthink ini.
http://blogs.library.duke.edu/wp-content/uploads/2015/03/iStock_000020195203Small2.jpg  
sumber: blogs.library.duke.edu

Dalam konteks hubungan internasional – sebagai contoh –  kenegaraan misalnya, paman Mohtar Mas’oed mengambil studi kasus tentang keputusan Amerika untuk segera mengirim militer ke Korea Selatan ketika dilaporkan bahwa Korea Utara akan menyerang ke selatana. Ketika para penasehatnya sedang rapat mendiskusikan hal itu, tiba-tiba Presiden ke-33 AS Harry S. Truman masuk dan menyetujui rencana yang dibuat oleh Menteri Luar Negeri AS saat itu, Dean Acheson. Karena Presiden memutuskan begitu, maka diskusi dalam kelompok penasehat itu hanya terpusat pada rencana itu dan tidak lagi memperdulikan usulan-usulan yang lain. Luar biasa.

Nah, paman Mohtar Mas’oed menambahkan satu rubrik atau penjelasan yang sangat baik mengenai studi Irving Janis diatas bagi pelajar studi Hubungan Internasional. Dikatakan bahwa, semakin tinggi derajat keeratan hubungan antar anggota dalam suatu kelompok pembuat keputusan, maka semakin besar kemungkinan bahwa PEMIKIRAN KRITIS yang independen akan digantikan dan tersisih oleh Groupthink. Hal ini sangat mungkin menghasilkan tindakan-tindakan yang tidak rasional dan bahkan tidak berprikemanusiaan terhadap mereka yang berada diluar kelompok. Menarik menjadi bahan renungan kita yang menjadi pionir di organisasi atau komintas dimanapun kita ikuti. Semangat keluarga.

Daftar Pustaka:

Mas'oed, Mohtar. 1989. Studi Hubungan Internasional: Tingkat Analisis dan Teorisasi. Yogyakarta. Pusat Antar Universitas Studi Sosial Universitas Gadjah Mada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar