.

.

Selasa, 15 Maret 2016

Amerika Serikat dan Arab Springs 2010: Puncak gunung everest Krisis Politik di Timur Tengah



Amerika Serikat dan Arab Springs 2010: Puncak gunung everest Krisis Politik di Timur Tengah
Pandi Ahmat - 20130510262
“Diajukan Guna Memenuhi Remedial Ujian Tengah Semester”
Mata Kuliah Politik : Global Amerika Serikat
Dosen  : Prof. Dr. Bambang Cipto, MA
Asisten Dosen: Idham Badruzaman, S.IP., MA
Description: I:\20131205205933!Umy-logo.gif









19 Juni 2015
Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Yogyakarta




Daftar Isi

BAB I. PENDAHULUAN 3
A.      Latar Belakang 3
B.      Rumusan Masalah 4
BAB II. PEMBAHASAN 5
BAB III. KESIMPULAN 7
BAB III. DAFTAR PUSTAKA 8





I.                   PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Merebaknya fenomena revolusi demokratisasi yang terjadi di kawasan Timur Tengah pada tahun 2010 hingga sekarang ini merupakan ketidakpuasan masyarakat di Negara-negara kawasan Timur Tengah yang mengarungi kehidupannya dibawah rezim kediktatoran para pemimpin-pemimpin di Negara mereka, sehingga tersirat didalam nurani untuk melakukan revolusi, demonstrasi ataupun protes berskala besar demi tercapainya keadilan dalam berkehidupan, berbangsa dan juga bernegara.
Fenomena Arab Springs 2010 yang terjadi di kawasan Timur Tengah juga tidak bisa lepas dari adanya campur tangan Amerika Serikat yang berupaya menyebarkan ideologi liberal demokrasi mereka kepada Negara-negara non-demokratis melalui kebijakan politik luar negerinya ke seluruh dunia, termasuk ke berbagai Negara di kawasan Timur Tengah. Atas dasar idealisme Kantian, Amerika Serikat percaya bahwa semakin demokratis dunia, maka semakin damai pula dunia manusia. (Dina, 2013)
Negara-negara seperti Tunisia, Mesir, Libya, Irak dan juga Suriah yang hingga kini masih mengalami krisis yang dialami para pemimpinnya dan juga krisis politik berkepanjangan yang berimbas pada pergolakan maha dahsyat yang berimplikasi pada terjadinya perang saudara yang bahkan menewaskan hingga lebih dari ratusan ribu jiwa, hanya karena keinginan rakyat yang menuntut perubahan, menjatuhkan rezim yang otoriter dan mengembalikan kekuasaan tertinggi kepada rakyat.


B.     Rumusan Masalah
1.      Mengapa Arab Springs bisa terjadi di negara-negara Arab?
2.      Apa pengaruh Amerika sehingga terjadinya Arab Springs?




II.                PEMBAHASAN
Dinamika gelombang demokratisasi dunia di kawasan Arab
Gelombang demokratisasi adalah sekelompok transisi dari rezim-rezim non-demokratis ke rezim-rezim demokratis yang terjadi dalam kurun waktu tertentu dan jumlahnya secara signifikan lebih banyak daripada transisi menuju arah sebaliknya. Sebagian gelombang juga biasanya mencakup liberalisasi atau demokratisasi, sebagian pada sistem-sistem politik yang tidak sepenuhnya menjadi demokratis. (Markoff, 2002)
Demokratisasi yang terjadi di dunia terkhusus pada kawasan Arab disebabkan oleh berbagai macam faktor yang tingkat kompleksivitasnya sangat tinggi. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah melemahnya legitimasi rezim otoriter, perkembangan pada sector ekonomi yang sangat pesat, dampak dari peristiwa atau proses serupa yang terjadi di kawasan (snowball effect), dan tentunya oleh karena adanya tekanan-tekanan atau intervensi yang datang dari luar, termasuk kebijakan penyebaran ideologi demokrasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat.
Peristiwa bersejarah gelombang demokratisasi yang terjadi di kawasan Timur Tengah pertama kali muncul antara lain ditandai dengan adanya gerakan Revolusi Republik Revolusioner Islam Iran pada tahun 1979 yang tidak puas terhadap kinerja rezim Shah Mohammad Reza Pahlevi yang kala itu sedang berkuasa. Hal serupa kemudian kembali pecah pada dekade tahun 2010-an di Negara-negara seperti Tunisia, Mesir Suriah dan lainnya. Peristiwa yang dikenal dengan sebutan Arab Springs ini kemudian melahirkan gerakan-gerakan revolusi, demonstrasi serta pemberontakan-pemberontakan yang datangnya dari masyarakat sipil yang ingin menumbangkan rezim-rezim otoriter di kawasan Timur Tengah.[1]
Pengaruh Politik Luar Negeri AS
Persoalan yang paling penting untuk diketahui ketika ingin mengkaji bagaimana proses terciptanya suatu kebijakan politik luar negeri suatu Negara adalah kepentingan Negara itu sendiri. Oleh sebab itu, Amerika Serikat pun melibatkan diri kedalam proses demokratisasi di kawasan Timur Tengah atas dasar berbagai macam kepentingan yang mengikuti dibelakang. Bradley L. Bowman menyebutkan bahwa kepentingan AS di Timur Tengah ada tiga (3) gopolitik minyak di teluk Persia, proliferasi Nuklir, dan counterterrorism. (Bowman, 2008)
Amerika membuat banyak kebijakan terkait Timur Tengah dan menempatkan Timur Tengah dalam prioritas utama Politik Luar Negerinya. Pemantauan Amerika di Timur Tengah tidak lepas dari penemuan minyak di Timur Tengah sendiri, dimana Amerika juga membutuhkannya dalam skala yang besar. Tunisia dan Libya merupakan beberapa dari negara penghasil minyak yang terkena fenomena Arab Spring.
Fenomena demokratisasi atau Arab Springs merupakan kamuflase dari misi terselubung Amerika di kawasan Timur Tengah  demi melancarkan motif geopolitiknya, yaitu geopolitik berkenaan dengan minyak melalui promosi demokrasi agar Amerika bisa memiliki akses masuk ke Negara-negara kawasan Timur Tengah. Hal ini juga dibuktikan dengan turunnya Amerika Serikat secara langsung dalam misi humanitarian intervention yang dilakukan oleh NATO  di tengah fenomena Arab Spring di Libya lalu, tidak masuk akal. (Kinanti, 2013)
III. Kesimpulan
Krisis legalitas kepemimpinan ataupun krisis politik yang melanda Negara-negara kawasan Timur Tengah merupakan imbas dari adanya demokratisasi yang diserukan oleh Amerika Serikat dalam artian penyebaran paham ideologi liberal-demokrasi ke seluruh penjuru dunia. Konstelasi geopolitik di kawasan Timur Tengah acapkali dikaitkan dengan keberlimpahan sumber daya energi minyak, uranium dan lainnya di kawasan ini, hal tersebut merupakan buntut dari keniscayaan Sumber Daya Alam tersebut yang menjadi tulang punggung perekonomian dunia.
Hal inipun mengindikasikan dengan jelas bahwa terdapat gaum-gaum kepentingan dari Negara-negara yang terlibat di kawasan ini, termasuk Amerika Serikat dengan misi demokratisasinya. Kebijakan politik luar negeri demokratisasi Amerika Serikat merupakan misi terselubung Amerika guna bisa mendapat akses untuk memasuki proses-proses perpolitikan di kawasan Timur Tengah.



Daftar Pustaka

Bowman, B. L. (2008). After Iraq: Future U.S. Military Posture in the Middle East. Washington: The Washington Quarterly.
Dina, F. (2013). Kebijakan AS di Bidang Politik, Ekonomi dan Militer. Retrieved June 19, 2015, from academia.edu:
DR. Sidik Jatmika, M. (2014). Pengantar Studi Kawasan Timur Tengah. In S. P. Huntington, Gelombang Demokratisasi Ketiga (pp. 173-179). Yogyakarta: Maharsa Publishing House.
Kinanti, F. F. (2013, January 13). Fenomena Arab Spring: Identitas Budaya Politik Timur Tengah, dan Demokrasi Barat. Retrieved June 19, 2015, from Web Fisip Unair: http://fellinkinanti-fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-70925-Masyarakat%20Budaya%20Politik%20Timur%20Tengah-Fenomena%20Arab%20Spring:%20Identitas%20Budaya%20Politik%20Timur%20Tengah,%20dan%20Demokrasi%20Barat.html
Markoff, J. (2002). Gelombang Demokrasi Dunia, Gerakan dan Perubahan Politik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.




[1] DR. Sidik Jatmika, M. (2014). Pengantar Studi Kawasan Timur Tengah. In S. P. Huntington, Gelombang Demokratisasi Ketiga (pp. 173-179). Yogyakarta: Maharsa Publishing House.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar