Ada yang bilang, bulan Februari lalu adalah bulannya
Dilan dan Milea. Kisah cinta mereka yang diangkat ke layar lebar sukses membuat
baper siapapun yang menonton
kemesraan yang begitu intim tapi lucu diantara keduanya. Fakta yang cukup
mencengangkan pun berhasil tercatat dalam sejarah perfilman Indonesia, tatkala
Film Dilan 1990 berhasil meraih 6.001.000 penonton pada hari ke-30
penayangannya. Kerennn kan, hehehe.
foto: hype.idntimes.com
Akan tetapi, dibalik kisah cinta khas remaja yang
begitu lucu, menggemaskan, yang bikin kita cekikikan diantara mereka itu ternyata
berakhir tragis (maaf spoiler hehehe). Tahukah kalian bahwa kisah cinta Dilan
dan Milea putus di tengah jalan? Ya. Akibatnya, tidak ada lagi Jalan
Dilan-Milea, tidak ada lagi ramal-ramalan, tidak ada lagi hadiah TTS yang sudah
dijawab, tidak ada lagi deklarasi pacaran yang ditandatangani di atas materai
dan tidak ada lagi rindu itu berat. Semuanya sirna, selesai sudah. Tidak ada
lagi Dilan dan Milea, semua musnah karena PRASANGKA.
Loh, kok Prasangka? Iya, Prasangka. Dilan
menjelaskan kronologi bagaimana cerita lengkap berakhirnya hubungannya dengan
Milea dalam buku ke-3 berjudul “Milea: Suara dari Dilan” yang tentu saja
ditulis oleh kakanda kita tercinta, Pidi Baiq.
foto: viva.co.id
Bicara tentang prasangka, Dilan berujar bahwa, “Aku tidak yakin siapa yang salah. Bisa jadi
dua-duanya, tetapi ini mengingatkan aku pada apa yang dikatakan bahwa prasangka memang selalu akan
menjadi beban yang membingungkan dan mengancam masa depan untuk membuat
semuanya berjalan kacau. Prasangka
betul-betul bisa memengaruhi keyakinan. Memengaruhi persepsi dan menimbulkan
pikiran negatif yang aku dan Lia alami”. (Milea – Suara Dari Dilan, Hal.
216)
Begitu serius dan dalam Dilan mengelaborasi
perenungannya atas prasangka yang telah terjadi padanya waktu itu.
Setidaknya terdapat 2 poin yang ingin disampaikannya kepada kita. Pertama, prasangka akan selalu menjadi beban yang bisa mengancam
masa depan. Kedua, prasangka ‘mampu’ memengaruhi keyakinan.
Aku pikir, kita dapat mengambil pelajaran yang
begitu berharga soal prasangka dari kisah kasih
Dilan dan Milea. Dalam situasi dan kondisi yang lebih besar, prasangka tidak
hanya memengaruhi keyakinan. Lebih jauh, prasangka bisa saja menjadi sebab
timbulnya perang yang tak berkesudahan.
Maka dari itu, ayo kita singkirkan jauh-jauh
kebiasaan prasangka dari diri kita. Bukankah Tuhan sudah berseru dalam Q.S.
Al-Hujurat (49): 2, agar kita menjauhi kebanyakan berprasangka? So, Salam Keluarga yang berwibawa dan
bersahaja, Mari Bergembira!